KSNNews.id|Aceh Besar — Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Aceh Besar (HIMAB), Isratullah, menjadi pemateri dalam diskusi kelompok terarah atau Focus Group Discussion (FGD) bertema “Semangat Menjaga Perdamaian dan Kesatuan Aceh”. Acara ini diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Abulyatama (Unaya) pada Kamis, 31 Juli 2025, di Aula Lantai 2 Gedung E Universitas Abulyatama dan dihadiri oleh sejumlah narasumber serta mahasiswa dari berbagai latar belakang.
Dalam penyampaian materinya, Isratullah menekankan pentingnya generasi muda menjaga semangat perdamaian sebagai bagian dari tanggung jawab sejarah. Menurutnya, perdamaian yang telah dibangun sejak MoU Helsinki tidak boleh hanya menjadi dokumen di atas kertas, tetapi harus terus dihidupkan melalui sikap, tindakan, dan narasi-narasi yang menyejukkan. “Aceh sudah cukup lama mengalami luka. Sekarang tugas kita adalah memastikan luka itu tidak kembali terbuka,” ujarnya.
Ia juga mengajak seluruh mahasiswa untuk tidak larut dalam konflik identitas yang bisa memecah-belah masyarakat. Dalam situasi politik yang sering memanas, mahasiswa harus hadir sebagai penyejuk dan penengah, bukan malah ikut menyulut api perpecahan. “Jangan jadikan perbedaan sebagai celah untuk bertikai. Justru, dari keberagaman itulah kekuatan Aceh seharusnya tumbuh,” tambahnya.
Diskusi berlangsung dengan hangat dan interaktif. Sejumlah peserta turut menyampaikan pandangan tentang kondisi sosial-politik Aceh saat ini, termasuk tantangan yang dihadapi dalam memperkuat persatuan di tengah arus informasi digital yang sering kali menyesatkan. Isratullah menanggapi setiap pertanyaan dengan narasi yang menyejukkan serta mengedepankan perdamaian.
Dirinya juga mengapresiasi kegiatan tersebut. Kegiatan tersebut, menurutnya, sangat penting untuk bertukar pikiran dan merawat semangat perdamaian dalam lintas generasi terutama di lingkungan Universitas Abulyatama.
Ia juga menegaskan bahwa upaya meredam konflik ini butuh kerjasama lebih mendalam antara berbagai pihak mulai dari elemen kampus, pemerintahan, hingga tokoh masyarakat demi memastikan perkembangan yang berkelanjutan.