KSNNEWS-Aceh barat – Syamsul Kamal, Pendiri Forum Ngopiii (ngobrol perkara iman, islam dan ihsan) mengajak masyarakat Aceh untuk kembali pada jati diri sejati yang agamis dalam hubungan dengan sang pencipta (hablum minallah) dan harmonis dalam hubungan sesama (hablum minan nas) Kamis 15 Mei 2025.
Masyarakat Aceh merupakan satu model masyarakat di Indonesia yang selalu mengedepankan kebersamaan, kekompakan dan persatuan. Hal tersebut terlihat dalam berbagai sejarah (historis) Aceh tempo dulu.
Atas dasar ketauhidan yang kuat serta semangat persatuan dan kesatuan yang tinggi yang dimiliki masyarakat Aceh pada masa itu sehingga dapat mencapai kemenangan dan kejayaan. Yang mana tidak ada satu kerajaan pun di Nusantara ketika itu, yang dapat mengusir penjajahan Belanda kecuali para pejuang Aceh.
Di antara peribahasa Aceh yang lazim disebut sebagai hadih maja mengajarkan kita tentang prinsip dalam menjaga persatuan dan kesatuan “Lam Udep Ta Meusare, Lam Meugle Tameubila, Lam Lampoh Ta Teutulong, Lam Meu Blang Ta Meusyedara (Dalam Hidup Harus Bersatu, di Kebun Harus Saling Membela, di Ladang harus Saling Tolong Menolong, di Sawah harus Bersaudara).
Oleh karena itu,semangat yang telah diajarkan oleh para endatu kita terang Kamal, jangan sampai pudar akibat keegoisan kita dan kelompok organisasi yang diperjuangkan masing-masing lebih menonjolkan perbedaan daripada persamaan.
Sehingga kondisi ummat hari ini terjadi perpecahan yang bermuara pada kebencian dan bermusuhan, padahal tujuan yang ingin dicapai itu sama yaitu mendapat keridhaan dari Tuhan yang maha Esa. Dan bagi Allah SWT semua hambanya itu sama kecuali yang membedakan adalah tingkat keimanan dan Ketaqwaan dari sisiNya bukan dari persepsi kita.
Melalui kegiatan Meulaboh Berzikir, ” Mari Tingkatkan Ketauhidan dan merajut Kembali Persatuan dan Kesatuan” beragama berbangsa dan bernegara.Dan spesifiknya dapat tercipta keharmonisan dan toleransi lintas sesama ormas islam, dan thariqat dalam mengamalkan aqidah sesuai keyakinan masing-masing tanpa pemaksaan kehendak serta tidak saling menuding pengamalan mana paling baik dan tentu dengan menjaga batasan-batasan tanpa mengorbankan hakikat kayakinan yang telah diyakini.
Sesuai dengan Tema besar yang diusung pada kegiatan Meulaboh Berzikir Membangun Silaturahmi, Sosialisasi, dan sinergi Ulama-Umara dan Masyarakat Aceh barat khususnya dan Aceh pada umumnya.”Sebagaimana MOTTO dari Forum Ngopiii adalah S Tiga (S3) yaitu ( Silaturahmi, Sosialisasi, dan Sinergi).
Sejauh ini,ketua umum Meulaboh Berzikir menyampaikan sejumlah ormas islam, dayah pesantren, para ahli thariqat (zikir), perguruan tinggi, jurnalis, dan praktisi sosial keagamaan dalam wilayah kabupaten Aceh Barat, sangat antusias dan solid serta konsisten mengikuti kegiatan memperkuat ukhuwah islamiah ini maka besar harapan kami kepada pemerintah daerah untuk turut andil mengambil peran sebagai motor penggerak utama pada kegiatan-kegiatan berikutnya.
Program Meulaboh Berzikir yang dikemas dalam bentuk kajian keislaman dan zikir Akbar yang berlangsung lancar dan sukses belakangan ini, benar-benar memberi warna baru dalam pembangunan ummat di Aceh Barat khususnya.
Pasalnya, penyampaian materi secara silang dan memimpin zikir oleh perwakilan lintas pimpinan/petinggi kelembagaan islam tersebut telah memperluas wawasan dan pengetahuan mengenai keislaman dan tatacara pengamalannya yang merupakan khasanah kekayaan daerah dari segi aqidah/keyakinan masyarakat Aceh Barat dalam menerapkan nilai-nilai keislaman untuk mencapai Ketaqwaan kepada Allah SWT.
Landasan pemikiran dan tujuan besar forum Ngopiii sebagai berikut:
A.Pentingnya Memaknai konsep beragama secara kaffah dan Rahmatan Lila’lamin
B.Beda pemahaman dan pengamalan beragama harus dapat duduk berdampingan ibarat duduk di warung kopi tanpa mengoreksi satu sama lain yang menyalahkan apalagi bermusuhan.
C.Perlunya menciptakan keharmonisan antara sesama dalam kehidupan Berbangsa Beragama dan Bernegara dengan prinsip utama yang harus di pegang teguh bahwa setiap manusia itu sama ( sejajar) di mata Tuhan, yang membedakan hanya perkara iman dan taqwa dan ini merupakan merupakan hak prerogatif Allah SWT yang menetapkan dan hanya Dia lah yang maha mengetahui.
Maka tidak ada gunanya saling memaksakan pemahaman dan pengamalan kelompok mana yang lebih baik.
Oleh sebab itu perlu antara kita untuk menjalani kehidupan yang harmonis dengan nilai-nilai saling menghargai, saling menghormati, saling mengasihi, saling peduli dan berbagi,saling tolong menolong, saling nasehat menasehati secara arif, santun,bijaksana dan sabar untuk mencapai kebaikan dan Ketaqwaan.
Keharmonisan ini harus terbangun sebagaimana telah tercipta saat kita semua berpergian atau bertamasya di pantai dengan suasana adem dan tenang tanpa memverifikasi satu kelompok dengan kelompok lain menganut pemahaman dan pengamalan seperti apa untuk dapat duduk bersebelahan/berdampingan.
D.Perlu membudayakan nilai-nilai keislaman pada setiap momentum penting sepertihari-hari besar Islam dengan menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk berkumpul di Masjid berzikir dan do’a bersama sebagaimana kita berkumpul saat pelaksanaan hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha
E.Sudah saatnya menumbuhkan kembali kesadaran ke sukarelawan serta semangat gotong royong untuk pembangunan dan pembaharuan, sebagaimana semangat leluhur kita yang telah membangun bangsa dan negara ini dengan penuh pengorbanan dan perjuangan atas semangat sukarela dan gotong royong sehingga mencapai pada puncak kejayaan.
Mari kita mulai dari kemauan dan kesadaran diri dengan semangat kesukarelaan untuk mencapai tujuan kesuksesan bersama dan sebarkan semangat kesadaran tersebut kepada yang lain siapapun relasi sahabat saudara atau masyarakat yang kita kenal.
Gugah kesadaran hati nurani mereka untuk melakukan kegiatan mulia dan bermanfaat seperti silaturahmi ulama -umara, masyarakat melalui zikir dan doa bersama untuk keselamatan Negeri dengan cara ikhlas dan
Maka coba analogi ini kita terapkan dalam kegiatan positif lain seperti kegiatan yang dimaksud diatas, tentu akan mempunyai nilai yang sangat berarti sehingga akan mendapatkan suatu kedamaian ketenangan yang tiada didapatkan dari manapun sebelumnya.
Karena hal tersebut telah Allah cantumkan dalam Al-Quran yang merupakan pedoman hidup manusia. Allah SWT berfirman:
الا بذكرالله تطمئن القلوب (QS.Arra’d ayat 28) Artinya: Ingatlah bahwa hanya denga berzikir (mengingat Allah) hati akan selalu tentram
Hal demikian juga dapat membantu atau meringankan tugas pemimpin/pejabat pemerintahan mulai dari tingkat negara, provinsi, Daerah, dan Desa.
Yaitu menciptakan Kedaulatan, Persatuan kedamaian, Keadilan, kemakmuran dan kesejahteraan bagi seluruh Rakyat Indonesia.
Coba kita mereview kembali lembaran mukadimah undang-undang dasar 1945 bahwa kemerdekaan Indonesia atas berkat Rahmat Allah yang Maha kuasa dan dengan didorong oleh keinginan leluhur kita.
Untuk itu mari kita kembali pada hakikatnya bahwa manusia tidak ada daya upaya untuk menciptakan atau melakukan perubahan apapun tanpa bantuan Allah yang Maha kuasa.
Maka sehebat apapun bangsa ini dan setinggi apapun jabatan yang diembankan oleh perangkat negara saat ini, jika tidak mengembalikan kepada Allah SWT maka carut marut persoalan bangsa saat ini, seperti maraknya judi online, perampokan, korupsi, pembunuhan, fitnah adu domba, penebaran kebencian, cepatnya beredar berita hoaxs dan dikonsumsi oleh masyarakat, krisis ekonomi, krisis air krisis moral akhlak dan lain-lain.
Hanya akan mudah terselesaikan bila semua pihak sadar dan mau kembali kepada Allah SWT.
Padahal renungan itu sudah sering kita dengar pada mukadimah pembicara di publik bahwa dengan taufik dan inayah Allah kita dapat berkumpul atau juga sering kita dengarkan mukadimah para pendakwah barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah tidak ada yang mampu menyesatkan dan siapa yang disesatkan tidak ada yang dapat memberikan petunjuk, maka ini menandakan hanya Allah yang berkuasa atas kehidupan ini.
Selain itu, mari kita maknai kembali Pancasila yang merupakan falsafah dan ideologi bangsa kita dan yang paling mendasar adalah pada sila pertama yaitu Ketuhanan yang Maha Esa.
Jika kita pahami secara lebih luas dan mendalam bahwa siapapun dan apapun yang tercipta di alam semesta ini adalah datang dari Tuhan yang esa ( satu) Dia lah yang Esa dan kuasa mengatur segalanya serta akan kembali pada yang Esa tentunya.
Maka jika kita pahami dan mau kembali padaNya pasti Allah akan membantu kita untuk mencapai sila kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia dan seterusnya.
Karena jika manusia telah menjadikan Tuhan sebagai tujuan utama tentu tidak berani berbuat maksiat, dari berbagai penyakit di dalam kehidupan masyarakat seperti tersebut diatas maka seseorang tidak berani melakukan korupsi, berjudi, merampok atau lain- lain, kita takut karena menyadari bahwa Allah SWT maha mengetahui walaupun kita bersembunyi dari manusia dan Allah pasti selalu mengawasi kita.
Persatuan dan Kesatuan Beragama dan Bernegara ( kongkritnya adalah sebuah langkah strategis untuk mewujudkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat).
Bentuk kegiatan dalam perwujudan nilai-nilai Pancasila tersebut diawali pada sila yang pertama yaitu ketuhanan yang maha Esa, dan jika sila pertama ini dapat dipahami dengan sebenarnya serta diimplementasikan maka sila kedua dan seterusnya tentu akan mengikuti sendirinya.
Maka Praktek kegiatan pada sila pertama pancasila tersebut kita turunkan dalam salah satu bentuk kegiatan meng esa kan tuhan yaitu dengan melazimkan lafaz kalimah zikir لا اله الا الله
Karena kita meyakini bahwa kalimah zikir inilah yang dapat menyatukan umat Islam dari macam ragam pemahaman dan pengamalan keagamaan.
Maka kalimah tauhid merupakan payung bersama yang akan menjadi wadah memper erat silaturahmi antara semua elemen negara -ulama- dan masyarakat dengan prinsip Bhinneka tunggal Ika.
Nama Forum
Forum NGOPIII singkatan dari ( Ngobrol Perkara Iman, Islam dan Ihsan) yang merupakan Rukun agama kita. Maka secara Lahiriah kita minum kopi bersama selayaknya orang- orang pada umumnya tetapi secara batiniah kita membincang-membincang pemahaman keagamaan secara kaffah sampai pada tingkat amal tindakan.
Nama Program Kegiatan Virus Carana
Virus ini hanya sebagai ibarat tamsilan saja untuk memaknai sebuah gerakan cepat tanpa syarat dan tanpa batas.
Sementara Carana diambil dari bahasa Aceh yang berarti ada caranya dan carana yang mengandung arti dari setiap huruf sebagai berikut: C= Cepat. A=Akurat. R= Reaktif A= Aktif. N= Nampak A= Aksinya
Motto : Forum Ngopiii berpijak dengan S Tiga (S3)-( silaturahmi, sosialisasi, dan sinergi)